HPN: Media online Semakin Marak

HPN: Media online Semakin Marak

Banyuwangi (10/1). Dalam rangka merayakan Hari Pers Nasional (HPN) 2024 segenap insan pers, ASN dari berbagai instansi/SKPD, unsur TNI dan POLRI, lurah/kepala desa, mahasiswa, dan masyarakat umum mengikuti workshop penulisan siaran pers di hotel ASTON Banyuwangi. Total peserta diperkirakan lebih dari 300 orang. Kegiatan dimulai pukul 09.15 diawali dengan santunan anak yatim, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan sambutan Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi di sela-sela tugas dinas di Jakarta menyempatkan diri memberikan sambutan secara daring, "Masyarakat lebih cepat membaca medsos daripada media mainstream. Pers harus lebih masif lagi menyuarakan hal-hal yang baik tentang Banyuwangi. Sebagai agen informasi bagi Pemda, di jari Bapak/Ibu semua seperti apa Banyuwangi ini. Sayang kalau Banyuwangi dijelek-jelekkan di medsos."

 

Selanjutnya, Toni Irawan, Kasat Binmas Polresta Banyuwangi, mewakili Kapolresta dalam sesi sambutan berikutnya menyampaikan bahwa secara umum di Banyuwangi terjadi destruksi digital. Anak-anak usia dini sudah kecanduan gadget. "Apa tidak ada yang 'ngomongi' anak-anak ini?" keluhnya. Masyarakat harus bijak bermedsos, terlebih saat ini sedang masa pemilu. "Jangan sampai kita terkena pasal UU ITE karena 'hate speech' dan menyebarkan hoaks". 


Selanjutnya, narasumber Agus Sudibyo, Dewan Pakar PWI Pusat memberikan pencerahan. Saat ini akronim sembako harus diubah menjadi sebako sebelas bahan pokok karena kebutuhan manusia sekarang ini sudah bertambah dua lagi yaitu paket data dan literasi digital.

Maraknya media online menjadi masalah tersendiri bagi pejabat publik. Namun, yang penting ini pesan dari Dewan Pakar PWI Pusat (1) Jangan takut menghadapi pers, (2) Yakinlah dengan program Anda, (3) Wartawan tidak boleh semena-mena, (4) Ciptakan hubungan yang setara, (5) Ketakutan biasanya dialami pejabat yang bermasalah.

Hampir semua orang Indonesia kecanduan gadget. Tugas kita bersama untuk saling introspeksi dan membatasi diri menggunakan gadget. Dampak negatif dan positif yang timbul akibat gadget hanya pengguna yang bisa mengukur kadarnya. Namun, era digital tidak bisa dihindari. Semua orang harus bijak berliterasi digital karena sumber berita lebih banyak dalam bentuk digital/online.**